Notification

×

Iklan

Iklan

Tagar Terpopuler

Purbaya Ungkap Kunci Pendorong Ekonomi RI

2025-11-20 | 15:32 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-20T08:32:53Z
Ruang Iklan

Purbaya Ungkap Kunci Pendorong Ekonomi RI

Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan, optimistis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan mencapai 6 persen pada tahun 2026. Optimisme ini didasari oleh efektivitas kebijakan pemerintah yang saat ini mulai menunjukkan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional, serta pengelolaan fiskal yang hati-hati.

Menurut Purbaya, jika kebijakan yang dijalankan saat ini terus dilakukan dengan baik, Indonesia berada di arah yang benar untuk mencapai pertumbuhan yang lebih cepat. Pemerintah juga tetap menjaga disiplin fiskal agar defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap berada di bawah tiga persen.

Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 tercatat sebesar 5,04 persen, menunjukkan pengelolaan APBN yang efektif dan mendorong aktivitas ekonomi. Momentum pertumbuhan ini turut menciptakan 1,9 juta lapangan kerja baru, sementara jumlah pengangguran turun menjadi 7,46 juta orang, atau menurun 4.000 orang dibandingkan Agustus 2024. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga ikut turun dari 4,91 persen menjadi 4,85 persen pada Agustus 2025.

Dari sisi permintaan domestik, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89 persen (yoy), didukung oleh mobilitas masyarakat yang meningkat, transaksi digital yang semakin aktif, serta kebijakan pemerintah. Konsumsi pemerintah juga tumbuh signifikan sebesar 5,49 persen, mencerminkan optimalisasi belanja dan percepatan realisasi anggaran.

Purbaya juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2025 berada di kisaran 5,5 persen hingga 5,7 persen. Ia meyakini tren perbaikan ekonomi yang terus berlanjut sepanjang 2025 akan menjadi sinyal kuat untuk pertumbuhan yang lebih tinggi pada 2026.

Lebih lanjut, Purbaya bahkan optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 7 persen pada tahun 2027. Ia menjelaskan bahwa pencapaian ini tidak lagi mengandalkan belanja negara semata, melainkan dengan menggerakkan dua mesin ekonomi, yaitu sektor swasta dan pemerintah secara bersamaan. Purbaya mencontohkan, pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, sektor swasta menjadi pendorong utama pertumbuhan hingga 6 persen, sementara pada era Joko Widodo, pembangunan oleh pemerintah menjadi mesin utama dengan pertumbuhan sekitar 5 persen. Dengan menyinergikan kedua mesin ini, pertumbuhan yang lebih tinggi dapat dicapai.

Ekonom juga mencatat adanya "Purbaya Effect", yaitu dampak kebijakan ekonomi Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang mulai terlihat pada likuiditas perbankan. Penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun di bank-bank Himbara sejak 12 September 2025 telah mendorong percepatan penyaluran kredit, khususnya kepada debitur BUMN yang tumbuh signifikan. Meskipun demikian, ia berharap pertumbuhan kredit juga dapat lebih merata ke sektor swasta.

Untuk menjadi negara maju, Purbaya menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi harus mencapai dua digit selama sepuluh tahun, dan target 8 persen merupakan awalan yang bagus. Gagasan target 8 persen ini terinspirasi dari Sumitronomic, yang menekankan tiga pilar pembangunan ekonomi: pertumbuhan tinggi, pemerataan pembangunan, dan stabilitas pembangunan.