
PT Pertamina Petrochemical Trading (Pertachem) dan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk kerja sama strategis dalam jual beli produk Soda Ash produksi lokal di pasar domestik. Penandatanganan ini menjadi langkah signifikan dalam memperkuat sinergi antar entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus mendukung kemandirian energi dan industri nasional.
Direktur Utama Pertachem, Oos Kosasih, menyatakan optimisme bahwa kolaborasi ini tidak hanya akan memperluas portofolio Pertachem, tetapi juga berkontribusi pada kemandirian bahan baku dalam negeri dan efisiensi rantai pasok nasional. Sebagai bagian dari PT Pertamina Patra Niaga, Pertachem berperan penting dalam memperkuat rantai pasok industri kimia nasional dan mendukung upaya kemandirian bahan baku, khususnya untuk kebutuhan industri kaca, deterjen, dan pengolahan air. Produk Soda Ash dari Pupuk Kaltim juga direncanakan akan disalurkan untuk kebutuhan sektor energi seperti Pertamina Hulu Rokan.
Di sisi lain, Pupuk Kaltim tengah membangun pabrik Soda Ash pertama di Indonesia yang berlokasi di Kawasan Kaltim Industrial Estate (KIE), Bontang, Kalimantan Timur. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 300 ribu ton Soda Ash per tahun, serta 300 ribu ton Amonium Klorida sebagai produk samping. Proyek senilai sekitar Rp 5 triliun atau setara dengan US$300 juta ini ditargetkan mulai beroperasi pada Maret 2028.
Kehadiran fasilitas produksi ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam mewujudkan pasokan Soda Ash domestik yang berkelanjutan, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor. Indonesia selama ini mengimpor sekitar 1 juta ton Soda Ash setiap tahunnya, dan pabrik ini diperkirakan mampu memenuhi sekitar 30% dari kebutuhan nasional.
Pembangunan pabrik ini juga mengadopsi prinsip ekonomi sirkular dengan memanfaatkan emisi karbon dioksida (CO₂) dari fasilitas produksi eksisting Pupuk Kaltim. Pabrik ini diproyeksikan mampu menyerap 174.000 ton CO₂ per tahun sebagai salah satu bahan baku pembuatan Soda Ash, yang turut mendukung target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060. Selain itu, proyek ini diperkirakan akan menyerap sekitar 800 tenaga kerja selama masa konstruksi dan 86 pekerja saat fase operasional. Kontraktor yang terlibat dalam pengerjaan proyek ini adalah konsorsium PT TCC Indonesia Branch Enviromate Technology International (ETI) dan PT Rekayasa Industri (Rekind).
Direktur Utama Pupuk Kaltim, Gusrizal, menyoroti bahwa kerja sama ini merupakan wujud nyata kolaborasi strategis lintas sektor dalam mendukung hilirisasi dan kemandirian industri nasional. Didukung oleh jaringan distribusi Pertamina Petrochemical Trading yang luas, produk Soda Ash akan dipasarkan secara optimal di dalam negeri, guna mendukung program hilirisasi pemerintah dan mewujudkan kemandirian industri.