
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menekankan pentingnya sinergi dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) guna mempercepat pencapaian target hulu migas nasional. Langkah ini dianggap krusial mengingat proyek-proyek hulu migas merupakan objek vital nasional dan pilar ketahanan energi negara.
Kepala Perwakilan SKK Migas Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa), Anggono Mahendrawan, menyatakan bahwa keamanan bukan sekadar pendukung operasional, melainkan salah satu penentu utama keberhasilan operasi hulu migas. Industri hulu migas berada di garda terdepan dalam penyediaan energi nasional, menjadikan keamanan di wilayah operasi sebagai kebutuhan strategis untuk mengamankan sektor ini demi memenuhi kebutuhan energi nasional. SKK Migas memastikan seluruh aspek pengamanan berjalan secara terukur, profesional, dan konsisten demi menjaga kepentingan strategis negara.
SKK Migas telah menetapkan target lifting migas sebesar 1.610 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD) untuk tahun 2025, yang terdiri dari 605 ribu barel minyak per hari (BOPD) dan 1.005 ribu BOEPD untuk gas, sesuai dengan target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Bahkan, SKK Migas optimistis produksi minyak nasional pada akhir Desember 2025 dapat mencapai 625.000 BOPD, melampaui target APBN 2025 sebesar 605.000 BOPD. Realisasi produksi minyak per 10 November 2025 telah mencapai 606.020 BOPD.
Untuk mendukung pencapaian target tersebut, SKK Migas telah menyiapkan berbagai program strategis, termasuk pengeboran yang lebih masif, stimulasi sumur, reaktivasi lapangan-lapangan idle, serta penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR) dan Improved Oil Recovery (IOR). Selain itu, SKK Migas menargetkan 15 proyek migas baru dapat beroperasi (onstream) sepanjang tahun 2025. Proyek-proyek ini penting untuk menjaga tren produksi migas nasional.
Dari sisi investasi, total investasi hulu migas nasional pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai US$16,5 miliar. SKK Migas juga memiliki target jangka panjang untuk mencapai produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030. Untuk mencapai target ambisius ini, Indonesia membutuhkan investasi sekitar US$20 miliar per tahun.
Sinergi antara SKK Migas dan TNI dilakukan melalui mekanisme formal, terukur, dan sesuai regulasi, yang tetap menjunjung tinggi profesionalisme, transparansi, dan prinsip tata kelola yang baik. Kerjasama ini telah terjalin melalui nota kesepahaman yang bertujuan untuk meningkatkan pengamanan operasi dan aset hulu migas di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di daerah terluar dan perbatasan. Panglima TNI sebelumnya juga telah menyambut baik inisiatif SKK Migas dalam melibatkan institusi TNI untuk membangun ketahanan energi Indonesia.