Notification

×

Iklan

Iklan

Tagar Terpopuler

Rekor Baru Ekspor Manufaktur Indonesia Lampaui US$ 102 Miliar

2025-11-20 | 01:32 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-19T18:32:07Z
Ruang Iklan

Rekor Baru Ekspor Manufaktur Indonesia Lampaui US$ 102 Miliar

Ekspor manufaktur Indonesia berhasil menembus angka US$102 miliar atau sekitar Rp1.703 triliun pada periode Januari hingga Juni 2025. Data ini merujuk pada Industrial Statistics Database yang dirilis oleh Organisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDO) tahun 2025.

Meskipun mencapai angka yang signifikan, nilai ekspor industri pengolahan Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara tetangga di kawasan. Sebagai perbandingan, ekspor industri pengolahan Malaysia tercatat sebesar US$154,1 miliar, Vietnam mencapai US$197,9 miliar, dan Thailand sebesar US$139,3 miliar pada periode yang sama.

Menurut Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Setia Diarta, kondisi ini mengindikasikan bahwa struktur industri pengolahan di Indonesia cenderung lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar domestik daripada ekspor produk manufaktur. Diperkirakan 80% hasil produksi manufaktur nasional masih diarahkan untuk pasar dalam negeri, sementara hanya 20% yang berorientasi ekspor.

Meski demikian, sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Kontribusi ekspor manufaktur mencapai 81% dari total ekspor nasional sepanjang Januari hingga September 2025. Pada triwulan III 2025, industri pengolahan nonmigas tumbuh 5,58%, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,04%. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan peran strategis sektor manufaktur sebagai motor utama ekonomi nasional.

Pertumbuhan manufaktur ditopang oleh ekspor dan investasi yang kuat. Lima produk manufaktur menjadi komoditas ekspor unggulan pada kuartal III 2025 dengan pertumbuhan tertinggi, meliputi lemak dan minyak nabati, besi baja, mesin listrik, perhiasan, dan kendaraan. Realisasi investasi manufaktur pada periode Januari-September 2025 mencapai Rp562,7 triliun, menyumbang 37,73% dari total investasi nasional. Sektor ini juga menyerap 20,31 juta tenaga kerja, menjadikannya penyerap tenaga kerja terbesar kedua setelah sektor konstruksi.

Dalam hal Manufacturing Value Added (MVA), Indonesia berada di posisi ke-13 dunia. MVA Indonesia terus meningkat sejak 2019, mencapai US$265,07 miliar pada tahun 2024, jauh melampaui nilai rata-rata MVA dunia sebesar US$78,73 miliar. Pada tahun 2023, Indonesia bahkan secara resmi masuk dalam daftar 12 negara manufaktur teratas dunia.