:strip_icc()/kly-media-production/medias/2970772/original/032944800_1574070739-20191118-Perdagangan-Awal-Pekan-IHSG-Ditutup-di-Zona-Merah-2.jpg)
PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), anak usaha utama dari PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), secara proaktif terus memperkuat neraca keuangannya melalui strategi pendanaan yang disiplin dan terdiversifikasi. Pendekatan ini mencakup pelunasan utang lebih awal dan perolehan fasilitas pembiayaan sindikasi, guna mendukung fleksibilitas keuangan dan peluang pertumbuhan di masa depan.
Salah satu langkah penting yang diambil BUMA adalah pelunasan penuh lebih awal (full early redemption) atas sisa Senior Notes 2026 senilai USD 212,25 juta dengan kupon tetap 7,75%. Pelunasan ini dilakukan mendahului jadwal jatuh temponya pada Februari 2026. Direktur BUMA, Silfanny Bahar, menyatakan bahwa pelunasan dipercepat ini merupakan langkah krusial untuk mengurangi risiko pembayaran jangka pendek dan memperkuat posisi likuiditas perusahaan. Ia menambahkan bahwa hal ini menegaskan kembali kedisiplinan perusahaan dalam pengelolaan modal, serta meningkatkan fleksibilitas struktur permodalan dan memperkokoh profil kredit serta kepercayaan investor kepada BUMA. Senior Notes berkupon 7,75% tersebut awalnya diterbitkan pada Februari 2021 dengan nilai pokok USD 400 juta dan kemudian diamendemen melalui perjanjian tambahan pada Juni 2022 dan Maret 2024. Transaksi pelunasan ini sebagian besar didanai melalui fasilitas sindikasi BUMA yang bekerja sama dengan sejumlah bank terkemuka di Indonesia, termasuk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bank Central Asia Tbk.
Selain itu, BUMA juga telah mengamankan Fasilitas Akordion senilai USD 250 juta dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA pada Februari 2025. Fasilitas multi-mata uang ini mencakup USD 75 juta dan Rp 2,88 triliun, dan merupakan perluasan dari pembiayaan sindikasi BUMA yang telah ada. Dengan bergabungnya BCA, total fasilitas yang diberikan kepada BUMA meningkat menjadi USD 1 miliar, menegaskan keberhasilan BUMA dalam melakukan diversifikasi sumber pendanaan. Direktur Delta Dunia Group, Iwan Fuad Salim, menyampaikan bahwa fasilitas yang diperluas ini memainkan peran kunci dalam strategi diversifikasi pembiayaan, meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengelola sumber daya secara efektif, dan memastikan kemajuan yang berkelanjutan. Fasilitas pembiayaan sindikasi awal senilai USD 750 juta dirancang untuk membiayai kembali utang dan pinjaman, serta memberikan fleksibilitas keuangan hingga tahun 2029 dan mendanai akuisisi transformatif yang sejalan dengan diversifikasi bisnis menuju praktik yang lebih berkelanjutan.
Strategi pendanaan BUMA juga mencakup penerbitan obligasi dalam mata uang Rupiah. Pada September 2025, BUMA menawarkan "Obligasi III BUMA Tahun 2025" dengan nilai pokok hingga Rp 1,4 triliun. Obligasi ini ditawarkan dalam tiga seri, yaitu Seri A dengan jangka waktu 370 hari kalender, Seri B dengan jangka waktu tiga tahun, dan Seri C dengan jangka waktu lima tahun. Dana yang dihimpun dari obligasi ini akan digunakan untuk membayar sebagian utang senior notes dolar Amerika Serikat, mendanai belanja modal pertumbuhan untuk ekspansi operasional pertambangan, serta mendukung kebutuhan modal kerja untuk operasional sehari-hari. BNI Sekuritas, BCA Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan Indo Premier Sekuritas ditunjuk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Silfanny Bahar kembali menekankan bahwa setiap keputusan pembiayaan selalu berlandaskan pada upaya diversifikasi sumber pendanaan untuk menjaga fleksibilitas, mengoptimalkan biaya modal, basis investor, dan akses pasar. Strategi-strategi pendanaan ini secara keseluruhan bertujuan untuk memperkuat neraca keuangan BUMA, meningkatkan likuiditas, dan memberikan ruang gerak yang lebih besar bagi perusahaan untuk merespons kondisi pasar dan memanfaatkan peluang pertumbuhan di masa depan.