Notification

×

Iklan

Iklan

Tagar Terpopuler

Indonesia Bidik 12.100 KM Rel Kereta: Membangun Arteri Transportasi Nasional

2025-11-19 | 10:23 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-19T03:23:40Z
Ruang Iklan

Indonesia Bidik 12.100 KM Rel Kereta: Membangun Arteri Transportasi Nasional

Indonesia mengusung visi ambisius untuk memperluas jaringan rel kereta api nasional hingga mencapai 12.100 kilometer pada tahun 2030, sebuah mega proyek yang tersebar di lima pulau utama. Target ini merupakan bagian dari Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas) yang bertujuan untuk memperkuat konektivitas, efisiensi logistik, dan pemerataan ekonomi di seluruh nusantara.

Pengembangan jaringan rel ini direncanakan secara merata di berbagai wilayah. Pulau Jawa dan Bali akan menjadi tulang punggung dengan bentangan rel terpanjang mencapai 6.800 kilometer. Sumatera menyusul dengan target 2.900 kilometer, Kalimantan 1.400 kilometer, serta Sulawesi dan Papua masing-masing 500 kilometer. Di antara total panjang tersebut, sekitar 3.800 kilometer akan diperuntukkan bagi jaringan kereta api perkotaan.

Pemerintah menegaskan bahwa rel kereta api bukan sekadar infrastruktur, melainkan ruang pelayanan publik berskala raksasa yang krusial untuk mobilitas nasional yang efisien dan berkelanjutan. Perluasan ini diharapkan dapat mengatasi masalah kemacetan, meningkatkan konektivitas antarwilayah, dan mengurangi emisi karbon, sekaligus mendukung transformasi Indonesia menjadi salah satu dari tujuh ekonomi terbesar dunia pada tahun 2030.

Untuk merealisasikan target ini, diperkirakan dibutuhkan dana fantastis mencapai Rp 853 triliun untuk pengembangan jaringan perkeretaapian nasional hingga 2030, termasuk pengadaan sarana penumpang dan barang. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan pengadaan 2.805 lokomotif penumpang, 1.985 lokomotif barang, 27.960 kereta penumpang, dan 39.655 gerbong barang untuk mendukung operasional jaringan rel yang masif ini.

Guna mengatasi kebutuhan pembiayaan yang besar, pemerintah mendorong skema pendanaan non-APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), seperti Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) serta investasi murni. PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) dan PT Industri Kereta Api (Persero) (INKA) disebut memegang peran strategis sebagai bagian dari ekosistem Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara dalam memperluas layanan dan mengembangkan teknologi transportasi kereta api nasional.

Meskipun ambisius, pembangunan ini tidak luput dari tantangan besar. Tingginya biaya investasi, pembebasan lahan yang mahal di perkotaan, kendala teknis geologis, serta kebutuhan sumber daya manusia yang terampil menjadi rintangan utama. Selain itu, kondisi cuaca ekstrem dan tuntutan pemenuhan standar lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik juga menjadi perhatian.

Sejumlah proyek telah menunjukkan kemajuan, seperti beroperasinya sebagian jalur Trans-Sulawesi yang menghubungkan Kota Baru dengan Maros, serta pengembangan LRT Jabodebek dan MRT Jakarta. Kolaborasi antara pemerintah dan badan usaha terus diperkuat untuk meningkatkan efisiensi, integrasi ekosistem transportasi, dan percepatan pembangunan jaringan yang berkelanjutan. Dengan tekad kuat dan strategi pembiayaan inovatif, Indonesia berupaya mewujudkan mimpi besar membangun tulang punggung transportasi berbasis rel yang modern dan terintegrasi di seluruh penjuru negeri pada tahun 2030.