Notification

×

Iklan

Iklan

Tagar Terpopuler

Harga Emas Antam Melonjak Drastis: Mencapai Level Baru?

2025-11-19 | 10:10 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-19T03:10:33Z
Ruang Iklan

Harga Emas Antam Melonjak Drastis: Mencapai Level Baru?

Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengalami kenaikan signifikan pada hari ini, Rabu (19/11/2025), setelah sempat menunjukkan penurunan. Harga emas Antam 24 karat melonjak Rp 21.000 per gram, mencapai level Rp 2.343.000 per gram. Kenaikan ini membawa harga kembali menguat setelah pada hari sebelumnya, Selasa (18/11/2025), sempat turun menjadi Rp 2.322.000 per gram.

Untuk pecahan terkecil 0,5 gram, harga dipatok Rp 1.221.500. Sementara itu, emas batangan 10 gram dijual seharga Rp 22.925.000 dan ukuran terbesar 1.000 gram dibanderol Rp 2.283.600.000. Tak hanya harga jual, harga beli kembali atau buyback emas Antam juga mengalami kenaikan sebesar Rp 21.000 per gram, menjadi Rp 2.204.000 per gram.

Pergerakan harga emas Antam dalam sepekan terakhir tercatat berada di rentang Rp 2.322.000 hingga Rp 2.398.000 per gram. Jika dilihat dalam sebulan terakhir, harganya berfluktuasi antara Rp 2.260.000 dan Rp 2.487.000 per gram. Kenaikan harga emas Antam ini sejalan dengan pergerakan harga emas dunia yang pada hari ini berada di level USD 4.068,05 per ons di pasar spot, menghentikan tren penurunan sebelumnya yang mencapai titik terendah dalam seminggu.

Berbagai faktor global menjadi pendorong utama kenaikan harga emas. Salah satu faktor krusial adalah ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed). Data ketenagakerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan cenderung meningkatkan harapan akan kebijakan moneter yang lebih longgar, membuat emas sebagai aset tanpa imbal hasil menjadi lebih menarik.

Selain itu, ketidakpastian ekonomi global dan kondisi geopolitik yang memanas menjadikan emas sebagai pilihan investasi safe haven. Kekhawatiran terhadap pembengkakan utang pemerintah global dan potensi intervensi politik terhadap The Fed juga turut menyumbang pada sentimen ini. Permintaan yang tinggi dari investor, termasuk investasi dalam Dana yang Diperdagangkan di Bursa (ETF) berbasis emas, pembelian fisik batangan dan koin, serta akuisisi oleh bank sentral, juga menopang harga. Tiongkok, misalnya, dilaporkan gencar membeli emas untuk diversifikasi aset negaranya.

Para analis dan bank investasi multinasional memiliki pandangan optimistis terhadap prospek harga emas ke depan. J.P. Morgan memprediksi harga emas dapat mencapai USD 3.675 per ons pada akhir tahun 2025 dan berpotensi menyentuh USD 4.000 per ons pada pertengahan tahun 2026. Bahkan, beberapa prediksi menyebut harga emas bisa menembus USD 5.000 pada tahun 2026, dengan target jangka panjang J.P. Morgan mencapai USD 6.000 per troy ounce pada tahun 2028. Hal ini didasarkan pada perkiraan berlanjutnya ketidakpastian pasar global dan peran emas sebagai pelindung nilai.