:strip_icc()/kly-media-production/medias/5028254/original/041675300_1732871304-fotor-ai-2024112916726.jpg)
Pemerintah El Salvador telah mengambil langkah berani di tengah gejolak pasar kripto global, mengakuisisi 1.098 Bitcoin (BTC) dalam kurun waktu tujuh hari terakhir. Pembelian signifikan ini, yang sebagian besar dilakukan pada Selasa, 18 November 2025, merupakan bagian dari strategi jangka panjang negara untuk mengakumulasi aset digital meskipun pasar mengalami penurunan tajam. Nilai akuisisi tersebut diperkirakan mencapai sekitar US$100 juta atau sekitar Rp1,67 triliun.
Langkah ini dilakukan saat harga Bitcoin anjlok drastis, diperdagangkan di bawah US$90.000 untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan dan menandai level terendah sejak April 2025. Penurunan harga ini merepresentasikan koreksi hampir 30% dari puncaknya di atas US$126.000 pada Oktober lalu, mencerminkan sentimen "ketakutan ekstrem" di pasar kripto.
Presiden El Salvador, Nayib Bukele, secara aktif mengumumkan pembelian ini melalui platform media sosial X (sebelumnya Twitter), membagikan tangkapan layar yang mengonfirmasi penambahan tersebut. Akuisisi ini menjadikan total kepemilikan Bitcoin El Salvador mencapai sekitar 7.474,37 BTC, dengan estimasi nilai lebih dari US$688 juta atau sekitar Rp11,52 triliun.
Pembelian sejumlah besar Bitcoin ini merupakan salah satu akuisisi terbesar dalam satu hari sepanjang sejarah adopsi Bitcoin negara tersebut, atau salah satu penambahan mingguan terbesar sejak Bitcoin dijadikan alat pembayaran sah pada tahun 2021. Ini menegaskan komitmen kuat El Salvador terhadap kebijakan Bitcoin-nya, yang juga mencakup pembelian 1 BTC setiap hari sejak November 2022.
Strategi akumulasi Bitcoin El Salvador telah menarik perhatian internasional dan menuai kritik dari lembaga multilateral seperti Dana Moneter Internasional (IMF). IMF secara eksplisit melarang El Salvador untuk mengakumulasi Bitcoin lebih lanjut sebagai bagian dari perjanjian pinjaman senilai US$1,4 miliar, dengan alasan kekhawatiran tentang stabilitas keuangan dan transparansi. Namun, pemerintah El Salvador, di bawah kepemimpinan Presiden Bukele, tetap teguh pada visinya, melihat penurunan harga sebagai peluang untuk memperdalam cadangan aset digitalnya.
Para analis pasar mencatat bahwa pembelian "saat harga turun" oleh negara berdaulat seperti El Salvador dapat menandakan potensi pergeseran dalam strategi keuangan global. Direktur Kantor Bitcoin El Salvador, Stacy Herbert, juga menyoroti sifat Bitcoin yang "bebas, transparan, dan memiliki kekuatan individual," yang menurutnya bertentangan dengan kontrol pemerintah dan diadopsi oleh Presiden Bukele bukan untuk konsolidasi kekuasaan, melainkan untuk distribusinya.