:strip_icc()/kly-media-production/medias/5410732/original/028308500_1762943225-IMG_9133.jpeg)
Harga Bitcoin kembali tertekan, memicu perdebatan di kalangan investor dan analis mengenai apakah ini merupakan koreksi sementara atau awal dari siklus empat tahun yang baru. Pada tanggal 18 November 2025, harga Bitcoin (BTC) diperdagangkan di kisaran $91.000 hingga $92.500, mencapai titik terendah dalam enam bulan terakhir. Penurunan ini menghapus seluruh kenaikan yang dicatat sepanjang tahun 2025, dengan BTC anjlok sekitar 27% dari rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) pada Oktober lalu.
Sentimen pasar saat ini berada dalam zona "ketakutan ekstrem", sebagaimana ditunjukkan oleh CMC Crypto Fear and Greed Index yang mencapai level 15. Para trader semakin banyak mengambil posisi bearish, dengan permintaan tinggi untuk hedging terhadap potensi penurunan lebih lanjut ke level $85.000 dan $80.000.
Beberapa faktor telah berkontribusi pada tekanan harga ini. Dari sisi makroekonomi, ketidakpastian seputar kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) tetap menjadi perhatian utama, dengan pernyataan pejabat The Fed yang mengurangi kemungkinan pemotongan suku bunga pada Desember. Data ekonomi yang kuat, seperti melonjaknya Empire State Manufacturing Index, semakin mengurangi peluang pemotongan suku bunga. Ketegangan perdagangan global, inflasi, dan kekhawatiran resesi juga membebani semua aset berisiko, termasuk Bitcoin.
Secara teknikal, Bitcoin mengalami "divergensi bearish" yang jelas, ditandai dengan menurunnya dominasi Bitcoin dan persilangan bearish pada indikator Stochastic RSI. Aset kripto ini telah menembus level support krusial di sekitar $108.000 dan jatuh di bawah 200-day Exponential Moving Average (EMA), memicu aksi jual algoritmik dan stop-loss. Beberapa analis juga mencatat pola "death cross", meskipun dalam siklus Bitcoin kali ini, pola tersebut terkadang mendahului rebound. Koreksi sebesar 25% dari ATH saat ini masih dianggap lebih ringan dibandingkan penurunan 30% pada April 2025.
Tekanan jual dan aksi ambil untung juga memperparah kondisi pasar. Sejumlah pemegang jangka panjang (long-term holders) mulai melakukan aksi jual, dan volume penjualan yang signifikan tercatat dalam waktu singkat, mengindikasikan aksi ambil untung oleh trader jangka pendek. Selain itu, "mega whales" (pemegang Bitcoin dalam jumlah besar) dilaporkan berada dalam posisi rugi signifikan dan menghadapi tekanan untuk menjual aset demi melindungi neraca mereka.
Mengenai pertanyaan siklus empat tahunan, peristiwa halving Bitcoin terakhir terjadi pada April 2024. Secara historis, puncak pasar bullish terjadi sekitar 518-546 hari setelah halving. Namun, siklus halving tahun 2024 kali ini berbeda. Bitcoin mencapai rekor tertinggi baru sekitar $126.073,42 pada Oktober 2025, yang merupakan hal tidak biasa karena ATH biasanya dicapai setahun setelah halving. Analis Morgan Stanley, Denny Galindo, menyatakan bahwa Bitcoin telah memasuki "musim gugur" dalam siklus empat tahunannya, periode yang biasanya mendahului koreksi besar.
Blockware Solutions bahkan melaporkan bahwa siklus empat tahunan tradisional Bitcoin telah terganggu pada tahun 2024, dengan halving kini berfungsi sebagai "kebisingan" dan Bitcoin yang bertransisi menjadi aset makro yang lebih terikat pada likuiditas dan aliran dana ETF. Perubahan ini berpotensi mengurangi volatilitas dan menghilangkan sebagian besar pasar bear. Meskipun demikian, adopsi institusional dan arus masuk ETF yang kuat, seperti dari BlackRock dan Fidelity yang mencatat arus masuk $524 juta, masih menjadi faktor dukungan jangka panjang.
Meskipun dalam tekanan, beberapa analis tetap optimistis untuk prospek akhir tahun 2025 dan 2026. Prediksi bervariasi, dengan beberapa proyeksi menempatkan Bitcoin antara $100.000 hingga $144.587 untuk sisa tahun ini. Flitpay memperkirakan harga rata-rata $106.000 pada akhir tahun, dengan potensi mencapai $133.000 dalam skenario bullish. Bitget memproyeksikan $105.485,66 pada Desember 2025 dan $143.242,47 untuk keseluruhan tahun 2025. Namun, ada juga pandangan yang lebih bearish, dengan analis Benjamin Cowen mengemukakan kemungkinan Bitcoin menguji rata-rata pergerakan eksponensial 200 minggu antara $60.000 dan $70.000, atau Roman Trading yang menunjuk $76.000 sebagai level support berikutnya. Galaxy Digital sendiri telah menurunkan target harga akhir tahun 2025 mereka menjadi $120.000 dari $185.000, mengakui dampak penurunan tajam di bulan Oktober. Para investor kini menanti sinyal yang lebih jelas dari pasar dan perkembangan ekonomi global untuk menentukan arah pergerakan Bitcoin selanjutnya.