:strip_icc()/kly-media-production/medias/5302024/original/069793300_1753969621-Gemini_Generated_Image_9sncvd9sncvd9snc.jpg)
India bersiap meluncurkan stablecoin berbasis rupee yang diatur sepenuhnya, yang dikenal sebagai Asset Reserve Certificate (ARC), pada kuartal pertama tahun 2026. Inisiatif ini menandai langkah signifikan India untuk memperkuat kedaulatan finansialnya di era digital dan menantang dominasi dolar AS dalam transaksi kripto global.
Stablecoin ARC akan dipatok 1:1 dengan rupee India dan sepenuhnya didukung oleh surat berharga pemerintah India, surat utang negara, serta cadangan setara kas lainnya. Proyek ini dikembangkan melalui kolaborasi antara Polygon Labs, jaringan penskalaan Ethereum, dan perusahaan fintech India yang berbasis di Bengaluru, Anq.
Salah satu tujuan utama peluncuran ARC adalah untuk mengurangi pelarian modal ke stablecoin asing yang didukung dolar, seperti USDT dan USDC, serta untuk menjaga likuiditas dan inovasi di dalam ekosistem keuangan domestik India. Stablecoin ini juga dirancang untuk meningkatkan permintaan terhadap instrumen utang pemerintah.
ARC akan berfungsi berdampingan dengan mata uang digital bank sentral (CBDC) Bank Cadangan India (RBI), dengan CBDC bertindak sebagai lapisan penyelesaian utama. Sementara itu, ARC akan beroperasi sebagai token yang dapat diprogram dan berorientasi bisnis, memfasilitasi pembayaran on-chain, manajemen perbendaharaan, dan transaksi perusahaan. Sistem dua tingkat ini bertujuan untuk mendukung aktivitas keuangan berbasis blockchain tanpa mengorbankan kendali moneter.
Dari sisi regulasi, ARC akan beroperasi dalam kerangka yang sepenuhnya diatur dengan mekanisme kepatuhan bawaan. Pencetakan token akan dibatasi hanya untuk rekening korporasi dan institusi yang terverifikasi, dan pertukaran token akan dibatasi pada alamat yang telah masuk daftar putih (whitelisted addresses), memanfaatkan hook Uniswap v4 untuk memastikan kontrol dan kepatuhan. Pendekatan ini selaras dengan kebijakan kontrol modal dan kerangka kerja devisa India, yang bertujuan untuk membatasi pelarian modal sambil mempertahankan kendali ketat atas akses dan penciptaan aset.
Meskipun Gubernur RBI Sanjay Malhotra menyatakan pendekatan yang hati-hati terhadap cryptocurrency dan stablecoin karena risiko tinggi, ia juga mendukung inovasi digital seperti UPI. Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman sebelumnya telah menekankan perlunya India untuk bersiap menghadapi aset kripto seperti stablecoin. Pemerintah India masih dalam proses finalisasi pandangannya mengenai regulasi kripto secara keseluruhan.
Peluncuran ARC diharapkan dapat menurunkan biaya pengiriman uang dan mempercepat penyelesaian transaksi. Para analis percaya bahwa keberhasilan ARC dapat menjadi preseden bagi negara-negara berkembang lainnya dalam menyeimbangkan inovasi blockchain dengan kontrol moneter domestik, serta berpotensi menangkap pangsa pasar kripto yang signifikan bagi India. Inisiatif ini mencerminkan tren global negara-negara yang berupaya mengurangi ketergantungan pada infrastruktur berbasis dolar.