:strip_icc()/kly-media-production/medias/3116816/original/044789700_1588267863-20200501-Mercedes-Benz-7.jpg)
Toto Wolff, Kepala Tim dan CEO Mercedes-AMG Petronas F1 Team, telah menjual 15% dari kepemilikan sahamnya kepada miliarder asal Amerika Serikat, George Kurtz, sebuah langkah yang menempatkan nilai valuasi tim Formula 1 tersebut pada rekor tertinggi $6 miliar. Kesepakatan ini menjadikan Kurtz, pendiri dan CEO perusahaan keamanan siber CrowdStrike, sebagai salah satu pemilik tim.
Penjualan 15% saham dari entitas kepemilikan Wolff ini setara dengan 5% dari keseluruhan tim Mercedes F1. Setelah transaksi ini, struktur kepemilikan tim tetap terdiri dari tiga pihak, dengan Wolff, Mercedes-Benz, dan raksasa kimia INEOS masing-masing memiliki sepertiga saham. Wolff akan tetap menjabat sebagai Kepala Tim dan CEO, memastikan tata kelola tim tidak berubah.
George Kurtz, yang merupakan seorang pengusaha dan pembalap ketahanan berpengalaman dengan kemenangan kelas di 24 Hours of Le Mans 2023 LMP2 Pro-Am, juga akan bergabung dengan komite pengarah strategis tim sebagai penasihat teknologi. CrowdStrike sendiri telah menjadi mitra global tim Mercedes F1 sejak tahun 2019. Kurtz menyatakan bahwa ia akan fokus pada perluasan kemitraan teknologi di AS dan secara global. Ia juga melihat perannya sebagai "hanya kursi di meja untuk memberikan masukan dan diskusi," dan menegaskan tidak ada rencana untuk menggantikan Wolff di masa depan.
Kesepakatan ini, yang dilaporkan bernilai sekitar $300 juta untuk Wolff, menyoroti peningkatan luar biasa dalam nilai Formula 1. Valuasi $6 miliar ini merupakan rekor bagi tim F1, melampaui valuasi McLaren sebesar £3,5 miliar yang tercatat awal tahun ini. Valuasi tim Mercedes F1 secara keseluruhan telah meningkat lebih dari tujuh kali lipat sejak INEOS mengakuisisi sepertiga sahamnya pada tahun 2020 seharga £208 juta (sekitar $272 juta).
Wolff menjelaskan bahwa valuasi ini mencerminkan pengembangan tim yang berkelanjutan dan menguntungkan, menempatkan Mercedes sebagai salah satu tim olahraga paling menguntungkan di dunia. Kurtz menambahkan bahwa investasi ini didasari keyakinan bahwa olahraga ini akan terus tumbuh, terutama di Amerika Serikat, dan bahwa valuasi tim akan terus meningkat.