Notification

×

Iklan

Iklan

Tagar Terpopuler

Revolusi Energi 7 Kota: Limbah 12 Ton Harian Diubah Jadi Listrik Berkelanjutan

2025-11-20 | 23:04 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-20T16:04:17Z
Ruang Iklan

Revolusi Energi 7 Kota: Limbah 12 Ton Harian Diubah Jadi Listrik Berkelanjutan

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sedang dikembangkan di tujuh kota dengan target kapasitas pengolahan sampah mencapai 12 ribu ton per hari untuk menghasilkan listrik. Proyek ini diinisiasi oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) bersama investor dan PT PLN (Persero). Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyatakan bahwa total kapasitas listrik dari tujuh lokasi tersebut mencapai 197,4 megawatt (MW) yang nantinya akan diserap oleh PLN.

Tujuh lokasi tahap awal pembangunan PLTSa ini meliputi Tangerang, Bogor, Bekasi, Semarang, Yogyakarta, Medan, dan Bali. Secara lebih rinci, area ini mencakup Kabupaten Tangerang, Bogor Raya (Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok), Bekasi Raya (Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi), Semarang Raya (Kota Semarang, Kabupaten Semarang), Yogyakarta Raya (Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul), Medan Raya (Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang), serta Denpasar Raya (Kota Denpasar, Kabupaten Badung). Pemerintah menargetkan kapasitas pengolahan sampah mencapai 12.000 ton per hari dari ketujuh lokasi ini.

Percepatan pembangunan PLTSa ini dimungkinkan setelah Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan Melalui Pengolahan Sampah Menjadi Energi Terbarukan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan. Perpres ini membawa terobosan penting dengan menghapuskan "tipping fee" atau biaya pengolahan sampah yang sebelumnya menjadi tanggungan pemerintah daerah. Penghapusan tipping fee ini diproyeksikan akan membuat proses financial closing proyek menjadi lebih cepat dan sederhana.

PLN akan bertugas sebagai pembeli listrik yang dihasilkan dari PLTSa dengan harga patokan 20 sen dolar AS per kWh. Sebelumnya, PLN membayar 13 sen dolar AS per kWh, dengan selisih 7 sen dolar AS ditanggung pemerintah daerah melalui tipping fee yang kerap memperlambat proyek.

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) telah membuka tender tahap satu untuk proyek PLTSa di empat kota, yaitu Bogor, Bekasi, Denpasar, dan Yogyakarta. Proses lelang melibatkan 24 perusahaan penyedia teknologi yang lolos dari seleksi awal, dengan dorongan untuk bermitra dengan pemain lokal. Danantara menargetkan penyelesaian proses lelang dalam 6 hingga 8 pekan ke depan, dengan peluncuran proyek Waste to Energy diharapkan pada akhir 2025 dan groundbreaking pada Kuartal I tahun 2026. Antusiasme investor cukup besar, dengan lebih dari 100 perusahaan domestik dan asing menyatakan minatnya terhadap proyek ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa tujuh proyek PLTSa ini direncanakan mulai dibangun pada tahun 2026 sebagai langkah awal. Pemerintah menargetkan pembangunan sebanyak 33 PLTSa hingga tahun 2029 di berbagai provinsi. Total investasi yang dibutuhkan untuk keseluruhan 33 proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp 91 triliun. Proyek ini diharapkan dapat mengubah beban lingkungan menjadi sumber energi terbarukan yang bermanfaat bagi masyarakat.