
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mempercepat upaya normalisasi Kali Krukut sepanjang 1,3 kilometer guna mengatasi permasalahan banjir yang kerap melanda kawasan Kemang dan sekitarnya. Langkah ini menjadi prioritas mengingat Kemang telah menjadi langganan banjir, dengan genangan air yang terkadang mencapai pinggang orang dewasa dan menyebabkan kemacetan parah serta gangguan aktivitas warga.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan bahwa normalisasi ini merupakan kebutuhan mendesak. Banjir di Kemang, termasuk di Jalan Kemang Raya, Kemang Village, dan sekitarnya, serta meluas hingga Bangka dan Pela Mampang, seringkali disebabkan oleh curah hujan tinggi yang diperparah oleh penyempitan aliran Kali Krukut akibat bangunan-bangunan yang berdiri di tepian sungai. Selain itu, insiden retakan atau kebocoran tanggul di area Kemang Village pada akhir Oktober 2025 lalu turut memperparah luapan air dari Kali Krukut.
Proyek normalisasi ini tidak hanya mencakup pengerukan sedimen yang menumpuk, tetapi juga rekonstruksi total aliran sungai untuk memperlebar dan memperkuat tanggul di sisi permukiman. Kolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) juga dilakukan, terutama dalam pembangunan tanggul sebagai bagian dari upaya pengendalian banjir jangka panjang.
Meskipun rencana normalisasi Kali Krukut telah ada sejak 10 tahun lalu, eksekusinya baru dikebut setelah banjir besar pada akhir Oktober 2025. Gubernur Pramono Anung menargetkan agar sebagian besar pekerjaan pengerukan dan penguatan tanggul dapat rampung sebelum puncak musim hujan pada Desember-Januari.
Saat ini, proses pembebasan lahan untuk proyek sepanjang 1,3 kilometer ini sedang berjalan. Diperkirakan sekitar 1,52 hektar atau 65 bidang tanah akan terdampak pembebasan lahan, dan Gubernur Pramono akan segera mengeluarkan penetapan lokasi (penlok) terkait hal tersebut. Normalisasi akan dimulai dengan segmen sepanjang 360 meter dari Tarakanita hingga Jembatan Tendean. Meskipun demikian, Gubernur memastikan bahwa proses normalisasi Kali Krukut secara keseluruhan akan dimulai pada tahun 2026.
Selain Kali Krukut, Pemprov DKI Jakarta juga berkomitmen melanjutkan normalisasi Kali Ciliwung dan melakukan perawatan serta pengerukan di sungai-sungai lain seperti Kali Pesanggrahan. Anggaran sebesar Rp232 miliar telah disiapkan untuk pembebasan lahan di dua kelurahan, Cililitan dan Pengadegan, sebagai bagian dari proyek normalisasi Ciliwung. Pemprov DKI juga secara rutin melakukan pengecekan pompa air dan pintu air serta menyiapkan berbagai langkah antisipasi menghadapi potensi hujan lebat hingga Februari.
Di sisi lain, kekhawatiran muncul di kalangan warga yang bermukim di sekitar aliran Kali Krukut terkait potensi penggusuran. Menanggapi hal ini, Gubernur telah memerintahkan dilakukannya sosialisasi agar warga memahami urgensi dari proyek normalisasi yang sangat penting untuk keselamatan Kemang dari ancaman banjir.