PT Kereta Api Indonesia (Persero) berencana mengganti layanan KA Feeder Kereta Cepat Whoosh yang saat ini beroperasi dengan kereta diesel elektrik menjadi kereta rel listrik (KRL) komuter. Langkah ini diambil untuk mengatasi tingginya animo masyarakat pengguna Kereta Cepat Whoosh, yang menyebabkan jumlah penumpang KA Feeder kerap membeludak dan menimbulkan isu ketersediaan tempat duduk.
Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo menjelaskan bahwa tujuan utama pengubahan ini adalah agar seluruh penumpang dapat memperoleh tempat duduk, mengingat padatnya pengguna Whoosh. Selain itu, penggantian menjadi KRL juga akan memungkinkan peningkatan kapasitas dan potensi mempersingkat waktu tunggu antar kereta (headway).
KA Feeder saat ini berfungsi sebagai kereta pengumpan yang menghubungkan Stasiun Padalarang dengan Stasiun Bandung, serta melayani Stasiun Cimahi. Jadwal operasional KA Feeder telah disesuaikan dengan jadwal kedatangan dan keberangkatan Kereta Cepat Whoosh di Stasiun Padalarang untuk memastikan integrasi antarmoda yang lancar. Waktu tempuh antara Stasiun Padalarang dan Stasiun Bandung menggunakan KA Feeder adalah sekitar 19 menit.
Sebelumnya, operasional KA Feeder sempat menghadapi kendala, termasuk masalah pada sistem pembakaran yang menyebabkan keterlambatan dan mengakibatkan puluhan penumpang Whoosh tertinggal. Meskipun PT KCIC dan KAI telah berkoordinasi untuk meningkatkan pelayanan, termasuk menyiapkan rangkaian cadangan dan mempercepat pemeriksaan rutin, solusi jangka panjang berupa elektrifikasi dianggap krusial.
Penggunaan kereta listrik sebagai pengganti KA Feeder diharapkan tidak hanya meningkatkan kenyamanan penumpang dengan menyediakan lebih banyak tempat duduk atau ruang berdiri, mirip dengan KRL Jabodetabek, tetapi juga membawa manfaat lingkungan. Kereta Listrik dikenal lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi karbon, sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap penanganan perubahan iklim.
PT PLN (Persero) turut memperkuat kerja sama dengan PT KAI dalam program elektrifikasi jaringan kereta api, termasuk untuk KA Feeder Kereta Cepat Whoosh. Namun, Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo menyatakan bahwa proses elektrifikasi membutuhkan waktu dan saat ini pihaknya masih berfokus pada optimalisasi layanan Kereta Cepat Whoosh serta feeder yang sudah ada.
Kereta Cepat Whoosh sendiri adalah layanan kereta cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang beroperasi dengan kecepatan hingga 350 km/jam. Whoosh menggunakan Electric Multiple Unit (EMU) dan ditenagai listrik, yang menjadikannya transportasi bebas emisi.