
Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell di Indonesia masih terus berlanjut hingga saat ini, menimbulkan pertanyaan mengenai kapan pasokan akan normal kembali. Kekosongan stok ini, yang telah terjadi sejak Januari 2025 untuk beberapa produk dan meluas sejak pertengahan Agustus 2025, utamanya mempengaruhi produk Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+, sementara Shell V-Power Diesel umumnya masih tersedia.
Shell Indonesia telah mengonfirmasi adanya kendala dalam pengadaan dan penyaluran produk BBM. Presiden Direktur & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian, menjelaskan bahwa keterlambatan ini disebabkan oleh hambatan pada rantai pasok yang berada di luar kendali perusahaan. Salah satu penyebab utama adalah terhambatnya persetujuan neraca komoditas dan izin impor. Shell mengajukan permohonan sejak September 2024, namun persetujuan neraca komoditas baru diperoleh pada 20 Januari 2025 dan izin impor pada 23 Januari 2025.
Selain itu, perubahan regulasi impor sejak Februari 2025 juga turut memperkeruh situasi. Jika sebelumnya izin impor dilakukan setahun sekali, kini harus diperbarui setiap enam bulan dengan evaluasi setiap tiga bulan, serta perusahaan swasta wajib melaporkan kegiatan impor secara rutin. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pemerintah telah menambah kuota impor BBM untuk SPBU swasta sebesar 10 persen pada tahun 2025. Namun, pemerintah menekankan mekanisme "satu pintu" yang mengharuskan proses impor bagi perusahaan swasta dilakukan melalui Pertamina.
Hingga 13 November 2025, Shell Indonesia belum mencapai kesepakatan bisnis-ke-bisnis (B2B) dengan Pertamina Patra Niaga terkait aspek komersial untuk pasokan bahan bakar dasar (base fuel). Shell sempat setuju secara prinsip untuk membeli bahan bakar dari Pertamina, namun kemudian menolak setelah menemukan kandungan 3,5 persen etanol yang tidak sesuai dengan spesifikasi produk mereka. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut bahwa masalah kekosongan stok di SPBU Shell merupakan persoalan internal Shell Indonesia yang tidak dapat diintervensi langsung oleh pemerintah.
Akibat kelangkaan ini, konsumen di berbagai wilayah, termasuk Jabodetabek, mengeluhkan kesulitan mendapatkan produk bensin Shell. Shell Indonesia telah melakukan penyesuaian operasional di beberapa SPBU, seperti jam kerja dan penugasan staf, namun memastikan bahwa SPBU mereka tetap beroperasi untuk layanan lain seperti Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas. Perusahaan juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan untuk memastikan ketersediaan produk BBM secepatnya. Kelangkaan ini bahkan telah menarik perhatian media internasional, menyoroti persoalan serius dalam pasokan energi di Indonesia.