:strip_icc()/kly-media-production/medias/4816485/original/067351800_1714383642-fotor-ai-20240429133817.jpg)
Harga Bitcoin (BTC) anjlok signifikan pada Jumat ini, 21 November 2025, merosot di bawah level US$85.000 dan menandai kinerja bulanan terburuknya sejak Juni 2022. Penurunan drastis ini menyeret harga Bitcoin ke posisi terendah sejak April 2025, setelah sebelumnya sempat mencapai rekor tertinggi US$126.272 pada awal Oktober tahun ini.
Pada pukul 19.56 WIB, harga Bitcoin diperdagangkan di sekitar US$83.715,89, terkoreksi lebih dari 9% dalam 24 jam terakhir dan 13,94% selama sepekan. Sementara itu, menurut data lain, Bitcoin sempat menyentuh level terendah intraday di sekitar US$85.417,6, dengan beberapa laporan mencatat penurunan hingga US$82.500. Kapitalisasi pasar Bitcoin juga turut merosot menjadi US$1,72 triliun, dengan total kapitalisasi pasar kripto global turun ke US$2,97 triliun.
Penurunan tajam ini dipicu oleh beberapa faktor fundamental dan sentimen pasar yang memburuk. Salah satu pendorong utama adalah perubahan sikap Federal Reserve (The Fed) yang kembali menunjukkan pendekatan hawkish. Pasar sebelumnya mengantisipasi pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, namun pernyataan terbaru dari pejabat The Fed menegaskan bahwa inflasi masih berada pada level tinggi, sehingga penundaan pemangkasan suku bunga sangat mungkin terjadi. Data pekerjaan AS yang beragam juga mengurangi ekspektasi pelonggaran kebijakan Fed, semakin menekan selera risiko investor.
Selain faktor makroekonomi, tekanan jual masif melanda pasar kripto, terutama di sektor derivatif. Lebih dari US$1,93 miliar atau sekitar Rp32,2 triliun posisi leverage telah dilikuidasi dalam 24 jam terakhir, dengan posisi long menjadi yang paling terpukul. Bitcoin dan Ethereum (ETH) menjadi aset yang paling terdampak oleh gelombang likuidasi ini.
Laporan terbaru dari JPMorgan menyoroti bahwa koreksi kali ini tidak berasal dari investor institusional, melainkan dari kalangan ritel. Sekitar US$4 miliar dana keluar dari ETF Bitcoin dan Ether spot sepanjang November, angka yang belum pernah terjadi sebelumnya. Aksi jual ini dipercepat ketika harga Bitcoin menembus level psikologis penting US$94.000, yang diperkirakan setara dengan biaya produksi Bitcoin.
Sentimen investor ritel merosot drastis, dengan Indeks Ketakutan dan Keserakahan (Fear & Greed Index) kripto anjlok ke level 14, menandakan zona ketakutan ekstrem dan menjadi posisi terendah sejak akhir 2022. Arus dana ke aset kripto juga melemah signifikan, di mana ETF Bitcoin berbasis AS mengalami arus keluar lebih dari US$900 juta pada Kamis, menjadikannya hari terburuk kedua sejak peluncurannya pada tahun 2024. Kondisi ini juga menyeret aset kripto utama lainnya seperti Ethereum yang turun di bawah US$2.750, Solana anjlok lebih dari 10%, serta XRP, BNB, dan Cardano yang terkoreksi antara 8% hingga 15%.