:strip_icc()/kly-media-production/medias/4816480/original/079795300_1714383491-fotor-ai-2024042913369.jpg)
Para analis pasar telah mengeluarkan peringatan keras bahwa gejolak di pasar kripto belum akan berakhir, dengan tekanan jual yang terus berlanjut dan sentimen investor yang melemah. Kekhawatiran makroekonomi global, likuiditas yang menipis, dan faktor-faktor spesifik pasar kripto disebut-sebut sebagai pemicu utama volatilitas yang tinggi ini.
Pada Jumat, 21 November 2025, pasar kripto mengalami aksi jual signifikan yang membuat posisi leverage senilai lebih dari USD 2 miliar atau sekitar Rp 33,41 triliun terjual habis dalam 24 jam. Kapitalisasi pasar kripto secara total telah menyusut USD 800 miliar dalam tiga minggu terakhir. Penurunan tajam Bitcoin baru-baru ini juga telah menyebabkan lebih dari 70% modal aktif di aset tersebut merugi, menandai salah satu penurunan besar yang belum terealisasi. Kondisi ini mendorong sentimen investor ritel memburuk drastis, mencapai level terlemahnya dalam dua tahun terakhir.
CIO Bitwise, Matt Hougan, menyatakan bahwa aksi jual ini didorong oleh ketakutan jangka pendek, meskipun ia melihat keyakinan jangka panjang masih ada. Namun, ia tidak menampik kemungkinan pergerakan harga Bitcoin ke "pertengahan atau bawah 70-an" masih bisa terjadi. Senada, analis kripto terkemuka Arthur Hayes memperingatkan potensi penurunan Bitcoin ke level USD 80.000 akibat melemahnya likuiditas dolar dan tekanan pasar yang kian kuat. Matthew Dibb, Kepala Investasi di Astronaut Capital, juga mengindikasikan bahwa level support berikutnya untuk Bitcoin adalah USD 75.000 jika volatilitas pasar tetap tinggi.
Pelemahan pasar kripto saat ini dipicu oleh kombinasi faktor makroekonomi dan teknikal. Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve pada akhir tahun ini yang memudar, serta minimnya kepastian kebijakan, mendorong investor menarik dana dari aset berisiko. Para analis menilai bahwa kondisi moneter yang masih ketat secara global telah membuat investor institusional mengurangi eksposur terhadap aset berisiko, termasuk kripto.
Selain itu, sentimen pasar memainkan peran krusial. Pasar aset berisiko sangat dipengaruhi oleh emosi ketakutan dan keserakahan. Berita negatif mengenai proyek atau sektor kripto dapat dengan cepat memicu ketakutan dan mendorong aksi jual masif. Likuiditas pasar juga menjadi faktor penentu. Aset kripto dengan likuiditas rendah, seperti koin berkapitalisasi pasar kecil, cenderung memiliki volatilitas harga yang lebih tinggi. Transaksi besar oleh investor skala besar, atau "whale," juga dapat menyebabkan perubahan harga yang tajam.
Meskipun Bitcoin sempat menembus USD 100.000 pada awal Desember 2024 dan menunjukkan pemulihan kuat setelah jatuh ke USD 74.000 beberapa bulan lalu, ketidakpastian masih menyelimuti prospek harga. Pasar opsi Bitcoin juga menunjukkan sinyal bearish yang dominan, dengan banyak trader membeli opsi jual jangka pendek pada harga strike USD 75.000. Ini mencerminkan strategi lindung nilai agresif terhadap potensi penurunan harga lebih lanjut.
Praktisi Ekonomi dan Perpajakan, Yulianto Kiswocahyono, menuturkan bahwa kondisi pasar yang didominasi "ketakutan ekstrem" (extreme fear) menjadi sinyal penting bahwa risiko jangka pendek masih sangat tinggi. Meskipun beberapa analis melihat bahwa penurunan ini bisa menjadi peluang masuk bagi investor jangka panjang, mereka juga mengingatkan bahwa batas bawah yang tahan lama belum terbentuk. Investor disarankan untuk tetap waspada, melakukan riset menyeluruh, dan menerapkan manajemen risiko yang disiplin dalam menghadapi gejolak yang diperkirakan belum usai ini.